Sistem Informasi Akuntansi_PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI
DIFERENSIAL DALAM PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK


Ukuran keberhasilan manajemen dalam menjalankan usahnya seringkali menggunakan indikator laba.
Laba dipengaruhi tiga faktor utama: (1)  Volume produk yang dijual, (2) Harga jual produk, dan (3)  Biaya.
Untuk menentukan laba yang dikehendaki : biaya menentukan harga jual, harga jual menentukan volume yang dijual, sedangkan volume yang dijual langsung mempengaruhi volume produksi dan volume produksi menentukan biaya yang harus dikeluarkan.
Dalam perencanaan laba jangka pendek manajemen perlu membutuhkan informasi mengenai hubungan  antara biaya, volume dan laba untuk pemilihan alternatif tindakan yang tepat dalam rangka mencapai laba yang diinginkan.
Analisis hubungan biaya  volume  laba (cost  volume  frofit analysis)  merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume jual dan biaya terhadap laba, untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek.


ANALISIS HUBUNGAN BIAYA  VOLUME  LABA (COST  VOLUME  FROFIT ANALYSIS)

Untuk dapat melakukan analisa hubungan biaya  volume  laba, manajemen harus menyusun laporan laba rugi yang dianggarkan/direncanakan dengan metode variable costing.
Dari laporan laba rugi yang disusun dengan metode variable costing, manajemen dapat memperoleh gambaran berbagai parameter antara lain: Titik Impas (break even), Margin of safety, Shut-down point, Degree of operating leverage dan laba kontribusi per unit.

Titik Impas (break even)
Dengan mengetahui parameter titik impas, manajemen dapat mengetahui batas penjualan minimal yang harus dilakukan agar perusahaan tidak menderita kerugian.

Margin of Safety
Dengan mengetahui parameter margin of safety, manajemen dapat mengetahui batas target penjualan maksimum yang bisa diturunkan, agar penurunan penjualan tersebut tidak mengakibatkan perusahaan menderita kerugian.

Titik Penutupan Usaha (Shut-Down Point)
Dengan mengetahui parameter Shut - Down Point, manajemen dapat mengetahui pada tingkat penjualan berapa, usaha perusahaan secara ekonomis tidak pantas untuk dilanjutkan.

Degree of Opereting Leverage
Dengan mengetahui parameter Degree of Opereting Leverage, manajemen dapat mengetahui dampak dari perubahan sekian persen penjualan terhadap laba yang diperoleh.

Laba Kontribusi
Dengan mengetahui parameter Laba Kontribusi, manajemen dapat mengetahui gambaran seberapa jauh laba kontribusi dapat menutup biaya tetap dan dapat menghasilkan laba.








REKAYASA PARA METER UNTUK PRERENCANAAN JANGKA PENDEK

Titik Impas (Break Even Point)
Pada titik impas volume penjualan perusahaan tidak menghasilkan laba ataupun mengalami kerugian. Titik impas dapat dicari sebagai berikut:
  Biaya tetap
Titik Impas (unit) =                        
Margin Kontribusi dalam unit

MK dalam unit = Harga Jual per unit  Biaya Variabel Per unit

Biaya tetap
Titik Impas (Rp) =                        
Margin Kontribusi Ratio (MKR)

MKR = Harga Jual (%)   Biaya Variabel (%),  atau

Biaya variabel
MKR  =  1  -                        
Penjualan bersih

Untuk mencari pada tingkat penjualan berapa laba sebelum pajak tertentu  dapat tercapai dicari dengan rumus:

Biaya Tetap + Target Laba
Penjualan  =                         
Margin Kontribusi

Untuk laba setelah pajak, rumusnya:

   Target Laba
Biaya Tetap +
1  Tarif Pajak
Penjualan  =                         
Margin Kontribusi
Margin of Safety
Margin of Safety (MOS) diartikan penurunan persentase yang aman, atau besarnya penurunan penjualan dimana perusahaan masih dalam situasi tidak merugi. MOS umumnya dinyatakan dalam persen.

Penjualan Anggaran  Penjualan BEP
M O S (%)  =                                                                   x 100%
Penjualan Anggaran

M OS (Rp) = Penjualan yang dianggarkan  -  Penjualan BEP


Titik Penutupan Usaha (Shut-Down Point)
Shut - Down Point (SDP), diartikan sebagai tingkat penjualan perusahaan yang secara ekonomis tidak pantas untuk dilanjutkan.

  Biaya tetap tunai
SDP (unit)  =                        
Margin Kontribusi dalam unit


Biaya tetap tunai
T SDP (Rp)   =                        
Margin Kontribusi Ratio (MKR)


Degree of Operating Leverage (DOL)
Leverage diartikan sebagai pengungkit, pengumpil atau pencuil. Dalam terminologi bisnis berarti mengangkat penjualan relative kecil untuk mendapatkan laba yang tinggi.
Operating leverage didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menggunakan Biaya Operasi Tetap untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan  atas EBIT.

% Perubahan EBIT
D O L   =                                                             Atau      % Perubahan Penjualan

Margin Kontribusi
D O L   =                                                                    E B I T

Laba Kontribusi.
Laba kontribusi merupakan kelebihan penjualan di atas biaya variabel.

Laba Kontribusi  = Penjualan  Biaya Variabel

Laba Kontribusi per Unit = Laba Kontribusi : Penjualan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem informasi akuntansi_PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

Pengantar Bisnis _ Bisnis dan semua yg aspek - aspek nya_Akuntansi-Semester 1-Materi 1

Perilaku Keorganisasian_ Sikap dan kepuasan kerja